Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang membersihkan
diri (QS. Al-Baqarah; ..)
Kebersihan adalah sebuah keniscayaan, bersih berarti terjaga dari kotoran dan najis yang membayakan. Bersih dapat juga diartikan sebagai kenyamanan. Nyaman dari bau yang menusuk, nyaman dari pemandangan yang kurang menyedapkan, nyaman dari pikiran menyesatkan, sehingga membawa suasana hati yang damai dalam menjalankan segala aktivitas.
Kebersihan adalah sebuah keniscayaan, bersih berarti terjaga dari kotoran dan najis yang membayakan. Bersih dapat juga diartikan sebagai kenyamanan. Nyaman dari bau yang menusuk, nyaman dari pemandangan yang kurang menyedapkan, nyaman dari pikiran menyesatkan, sehingga membawa suasana hati yang damai dalam menjalankan segala aktivitas.
Bersih dapat dikategorikan ke dalam dua hal, bersih indrawi yang berarti terjaga dari segala kotoran atau najis yang bersifat indrawi. Badan yang bersih akan menjadikan aktivitas ibadah maupun muamalah diantara sesama menjadi lebih rileks, pakaian yang bersih akan menumbuhkan kepercayaan diri, dan lingkungan yang bersih akan berdampak kepada suasana yang harmoni.
Selanjutnya, bersih ukhrowi berarti terjaganya pikiran dan hati dari hal-hal yang kotor dan menyesatkan. Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal darah, bilamana darah itu bersih, maka akan membawa kebaikan bagi seluruh badan, akan tetapi bilamana segumpal darah itu kotor maka akan membawa kerusakan kepada seluruh anggota badan. Bersihnya hati akan sangat terpengaruhi oleh peranan indera. Indera yang selalu terarah kepada hal-hal yang baik niscaya kebersihan hati akan terjaga, akan tetapi jikalau indera tertuju kepada hal-hal yang negative, maka perlahan-lahan akan menyebabkan kotornya hati. Hati ibarat kaca, jika dibiarkan tanpa perawatan, maka kaca tersebut akan tertutup debu, jika hal itu sudah terjadi, hati tidak akan sulit untuk menciptakan sebuah kebaikan dan amal shaleh.
Kejadian di negara kita akhir-akhir ini seharusnya menjadi sebuah sentilan yang menyadarkan kita akan betapa urgennya menjaga kebersihan hati. Banyak para pejabat kita tinggal di lingkungan yang bersih. Itu terlihat dari mobilnya yang mengkilat, pakaiannya yang harum terseterika rapih, tubuhnya yang harum semerbak mewangi, Namun, uang rakyat yang seharusnya disetorkan kepada Negara malah masuk ke kantongnya. Bila hati setiap aparat negeri bersih, niscaya kejadian ini tidak akan pernah terjadi.
Bilamana kita senantiasa menyadari kedua hal ini dimanapun kita berada, niscaya akan terciptanya suasana harmoni di lingkungan keluarga, masyarakat dan negeri ini. Tidak selazimnya permasalahan kebersihan ini dibebankan kepada segelintir orang atau kepada pemerintah atau instansi semata, misalnya kebersihan indrawi atau yang bersifat kasat mata kita serahkan kepada dinas kebersihan saja dan kebersihan ukhrawi kita serahkan kepada departemen agama saja. Bila permisalan ini yang kita jalankan, tentunya bukan menjadi solusi yang bijak. Sebagai masyarakat timur yang religious yang dikenal oleh bangsa lain sejak dahulu kala dengan sifatnya yang ramah dan kebiasanya yang cinta gotong royong tentu kita akan berbuat yang terbaik untuk kebaikan negeri tercinta ini.
Kita harus sadari bahwa segala kebaikan adalah dimulai dari diri sendiri, ibarat “sapu yang kotor tidak akan dapat membersihkan lantai yang kotor”, “hati yang kotor tidak akan memantulkan sesuatu yang indah”, begitulah bunyi pepatah para cerdik cendikia yang dapat kita ambil pelajaran daripadanya. Kita diharapkan mampu memberikan suri tauladan, bukan hanya sekedar memberikan komentar. Rasulullah SAW adalah seorang yang dapat memberikan usawah hasanah kepada setiap pengikutnya, baik dalam perkataan maupun perbuatannya. Akhlaknya adalah al-Qur’an. Dikisahkan, suatu ketika istri beliau, Aisyah RA ditanya oleh seorang sahabat tentang akhlak Rasulullah SAW, dengan berlinang air mata Aisyah RA menjawab : “akhlaknya adalah Al-Qur’an”. Sesuatu hal sangat luar biasa, sebab memang beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Segala permasalah kebersihan dan bagaimana mengatasinya telah beliau contohkan, hal ini dapat kita baca dan telaah di berbagai buku fiqh yang menuliskan bab khusus, yakni taharah (kesucian) yang selalu menjadi bab paling awal atau prioritas utama sebelum kita mempelajari permasalah kehidupan yang lainnya. Maka dari itu dapat kita ambil kesimpulan bahwa kebersihan adalah bagian kehidupan yang sangat urgen, yang tidak dapat kita lepaskan dari perilaku hidup sehari-hari kita.
Akhirnya, kita harus memulai, tidak cukup waktu untuk menunggu uluran tangan
dari pemerintah atau yang pemegang kendali kekuasaan. Kebersihan adalah amanah
yang harus senantiasa menjadi karakter hidup kita. Sebab kebersihan adalah
kunci kesuksesan penghambaan diri kita kepada Yang Maha Kuasa. Menjaga
kebersihan inderawi adalah dengan menerapkan syariat, sedangkan menjaga
kebersihan diri adalah dengan memantapkan tauhid. Wallahu alam,
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Moderasikan Komentar Anda dengan Sopan dan Tidak Mengandung Spam, Mohon Maaf Apabila Komentar Anda Tidak Bisa dijawab Langsung Karena Saya Tidak Online 24 Jam.Terimaksih